Wednesday, December 17, 2014

Pemain Biola Belia Menangis di Pemakaman Gurunya


Waktu: Bulan Oktober 2009
Tempat: Rio de Janeiro, Brazil
Fotografer: Tidak diketahui

Seorang pemain biola berusia 12 tahun asal Brazil bernama Diego Frazão Torquato menangis saat pemakaman guru musik yang sangat disayanginya. Sang guru telah mengangkatnya dari lubang kemiskinan dan pengaruh buruk dari kehidupan keras di lingkungannya melalui musik semata.

Diego Frazão Torquato - dikenal dengan nama "Violin Diego" - adalah seorang pemain biola belia dari Brazil yang merupakan bagian dari kelompok orkestra berdawai "Afroreggae" dan menjadi simbol akan harapan dalam memerangi kemiskinan serta peredaran obat-obat terlarang yang menimpa banyak remaja-remaja Brazil di sudut-sudut terkumuh Rio de Janeiro. Dari sejak masa kecilnya Diego telah didiagnosa menderita meningitis leukemia, tapi dia tak pernah kehilangan minatnya dalam bermusik, apalagi setelah mendapat bimbingan dari Evandro João da Silva, pimpinan sebuah organisasi non-komersial "Afroreggae" yang membantu mengangkat kepercayaan dirinya dan menjauhkannya dari pengaruh buruk lingkungan sekitar yang telah banyak menjerat anak-anak usia sebayanya.

Evandro João da Silva sendiri terbunuh secara tragis setelah menjadi korban dari upaya perampokan dengan kekerasan yang terjadi di jalanan Rio de Janeiro pada tanggal 18 Oktober 2009 dinihari saat sedang berjalan di sudut antara Rua do Ouvidor dan Rua do Carmo. Kasus ini mencuat ke permukaan bukan hanya karena yang menjadi korban adalah orang yang dikenal luas melalui aktivitas amalnya, tapi juga karena rekaman CCTV yang tersebar setelahnya memperlihatkan dengan jelas bahwa dua orang polisi yang datang tak lama kemudian sama sekali tak menolong Evandro - yang merintih kesakitan setelah tertembus peluru - malahan melepaskan orang yang merampoknya setelah disogok dengan sejumlah uang! Tidak hanya itu, pelayan-pelayan masyarakat tersebut kemudian menggeledah baju Evandro dan membawa barang-barang miliknya ke mobil polisi.

Dunia internasional ikut menyoroti kasus yang memalukan ini dan Le Monde menyebutnya sebagai "membuka infeksi menahun di jantung aparat kepolisian Rio de Janeiro" yang terkenal sangat korup. Pemerintah Brazil langsung melakukan investigasi besar-besaran terhadap kasus ini dan akhirnya menjebloskan Marcus de Oliveira Salles dan Denis Leonard Nogueira Bizarro, dua orang aparat yang menjadi sorotan publik, ke dalam penjara. Orang yang merampok dan membunuh Evandro juga berhasil dikenali dan dipenjarakan.

Upacara penguburan Evandro João da Silva dilaksanakan di Pemakaman São Francisco Xavier di Caju yang berada di Rio utara. Dalam acara yang diliputi oleh kesedihan teramat dalam tersebut Diego Frazão Torquato dan rekan-rekannya membawakan eulogi untuk guru tercinta mereka dalam bentuk musik sambil mengenakan kaos "Afroreggae" yang menjadi kebanggaan mereka. Saat membawakan lagu, Diego tak dapat menahan kesedihan atas kehilangan yang dirasakannya dan mulai menangis. Cuplikan fotonya kemudian dipublikasikan oleh surat kabar O Globo, yang mengatakannya sebagai "salah satu peristiwa mengesankan yang terjadi baru-baru ini".

Pada tahun 2010 surat kabar yang sama menganugerahi Diego dengan "Make a Difference Award". Sayangnya, sang bocah berbakat meninggal tak lama setelahnya, tanggal 1 April 2010 dalam usia 13 tahun, di Duque de Caxias karena penyakit leukemia yang telah lama dideritanya.


Sumber :
 https://www.facebook.com/DivaInTrainingDesigns/posts/589490801070534
http://riotimesonline.com/brazil-news/rio-politics/outrage-over-afroreggae-killing/#

Tuesday, December 16, 2014

Albert Einstein di Pantai Tahun 1939


Waktu: Bulan September 1939
Tempat: Long Island, New York, Amerika Serikat
Fotografer: Tidak diketahui

Foto ini diambil pada bulan September 1939 dan memperlihatkan ilmuwan terkenal Albert Einstein sedang bersantai di sebuah pantai di dekat rumah musim panasnya di Long Island, New York. Orang di sebelah kirinya adalah David Rothman yang merupakan teman sekaligus pemilik department store lokal. Rothman mengenang bahwa pada awal Einstein berbelanja disana terjadi peristiwa lucu ketika dia memesan, dengan aksen Jermannya yang kental, sepasang "sundahls" (sandal), yang disangka Rothman sebagai "sundial" (jam matahari)! Sang ilmuwan akhirnya berhasil mengatasi kesalahpahaman bahasa itu dan membeli sandal putihnya seharga $1.35. Setelahnya Einstein tertawa dan menyalahkan "aksen bicara saya yang mengerikan." Kedua orang ini kemudian menjadi sahabat dekat dan malah tinggal dalam satu blok yang sama bersama dua keluarga lainnya.

Pada tahun 1939 Einstein menyewa sebuah cottage di Nassau Point/Cutchogue sehingga dia bisa menambatkan perahu layarnya di Horseshoe Cove. Bagi Einstein, Long Island hanyalah berarti tempat dimana dia bisa bersantai dan beristirahat dari aktivitasnya yang padat. Para tetangganya menyebut bahwa dua aktivitas utama sang ilmuwan disana adalah berlayar dan bermain biola. Einstein, yang tidak pernah belajar berenang, menamakan perahu layar kecilnya - dengan panjang 4,5 meter - sebagai "Tinef", yang berarti "Sampah" dalam bahasa Yahudi.

Sebelum musim panas tahun 1939 tersebut berakhir dia akan menulis surat pada Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt yang memperingatkan bahwa Amerika tidak dapat hanya diam menunggu sementara Nazi Jerman kemungkinan besar sedang dalam proses membuat senjata nuklir.

Einstein sendiri menjadi legenda karena kebiasaannya yang ogah memakai kaos kaki. Dia melakukannya karena mempunyai masalah dengan kakinya di sepanjang hidupnya, dimana dia mempunyai kaki yang datar dan menderita varises. Ketika dia berimigrasi ke Swiss Einstein disuruh untuk menghadap oleh petugas militer untuk melakukan tes kesehatan. Disinilah kakinya "divonis" mempunyai alas yang datar, sering berkeringat dan mempunyai pembuluh darah varises. Karenanya dia digolongkan sebagai "Tidak Lulus A" oleh komite penguji. "A" berarti bahwa dia hanya bisa digunakan untuk "tugas-tugas membantu saja". Meskipun begitu, Angkatan Darat Swiss tidak pernah memerintahkan Einstein untuk melakukan tugas-tugas pelayanan tersebut. Einstein sendiri mempunyai alasan lain tentang kebiasaannya yang hampir tidak pernah memakai kaos kaki: "Ketika saya muda, saya menemukan bahwa jempol kaki saya yang besar selalu membuat kaos kaki saya bolong. Karenanya saya berhenti memakai kaos kaki."


Sumber :
http://rarehistoricalphotos.com/einstein-at-the-beach-1939/

Saturday, December 13, 2014

Dokter Bedah Jantung Memonitor Pasiennya Pasca Operasi Transplantasi Jantung di Polandia


Waktu: Tahun 1987
Tempat: Polandia
Fotografer: James Stanfield

Dr. Zbigniew Religa memonitor perkembangan fungsi vital dari pasiennya, melalui peralatan medis yang sudah ketinggalan zaman dan membutuhkan pengawasan terus menerus, tak lama setelah operasi transplantasi jantung yang berlangsung selama 23 jam penuh. Salah seorang asistennya, yang telah membantunya dalam dua transplantasi sebelumnya, tertidur kelelahan di pojok kanan ruang operasi.

Dr. Religa (16 Desember 1938 - 8 Maret 2009) adalah seorang dokter jantung terkemuka asal Polandia yang berambisi untuk melakukan operasi transplantasi jantung pertama di negaranya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dia mengumpulkan para "awaknya" sendiri dan membentuk apa yang dinamakan sebagai "Katedral dan Klinik Operasi Jantung" di Zabrze. Pada tanggal 15 Agustus 1985 dia berhasil menyelesaikan operasi gagal jantung pertama di Polandia, dilanjutkan dengan operasi transplantasi jantung pertama tanggal 5 November 1985. Pasiennya mampu hidup selama dua bulan setelah operasi dan meninggal karena sepsis setelah tubuhnya tak mampu lagi menerima obat-obatan penguat kekebalan tubuh untuk menangkal infeksi pasca-operasi.

Pada tahun 1987 Dr. Religa melakukan operasi transplantasi jantungnya yang keempat dimana pasiennya mampu hidup selama tujuh tahun setelahnya. Foto setelah operasinya kemudian dimuat oleh majalah National Geographic dan ditahbiskan menjadi "Foto of the Year" di tahun itu serta termasuk ke dalam 100 foto terbaik sepanjang sejarah versi majalah tersebut.

Karena prestasi-prestasinya itulah Dr. Religa disebut sebagai pionir operasi bedah jantung di negaranya. Dia kemudian terlibat dalam banyak penelitian tentang masalah jantung, dan sempat menjadi Menteri Kesehatan Polandia periode 2005-2007. Ironisnya, sang pakar medis meninggal dunia pada tahun 2009 karena tumor serta kanker paru-paru yang diakibatkan karena terlalu banyak merokok! Sebuah film telah dibuat tentangnya pada tahun 2014 yang berjudul "Bogowie" (Tuhan-Tuhan).


Sumber :
https://www.tumblr.com/search/zbigniew+religa

Friday, December 5, 2014

Patung Liberty dalam Proses Pembuatan


Waktu: Tahun 1885
Tempat: Prancis
Fotografer: Tidak diketahui

Ketika seorang politisi Prancis memberi usulan - dalam sebuah jamuan makan malam di tahun 1865 - bahwa sebuah monumen harus dibangun sebagai penghormatan bagi peringatan 100 tahun kemerdekaan Amerika Serikat , dia mungkin tidak akan membayangkan bahwa hasilnya akan menjadi ikon internasional untuk kemerdekaan yang paling terkenal!

Édouard René de Laboulaye adalah seorang suporter gigih pihak Union (Utara) dalam Perang Saudara Amerika (1861-1865), dan sangat gembira manakala mengetahui bahwa pihak yang didukungnya mampu mengalahkan Konfederasi (Selatan) sekaligus mengakhiri perbudakan di negara tersebut. Dalam sebuah pembicaraan di rumahnya di Paris, Laboulaye mengatakan: "Bila sebuah monumen harus didirikan di Amerika Serikat sebagai peringatan untuk kemerdekaan mereka, maka menurutku adalah sebuah hal yang pantas bila dia dibangun dengan usaha bersama diantara kedua negara, Amerika dan Prancis."

Dia tidak memaksudkan mengartikan komentarnya sebagai proposal, tapi itulah yang kemudian terjadi ketika perkataannya didengar oleh salah seorang tamu yang hadir saat itu, seorang pematung bernama Frédéric Bartholdi yang setuju bahwa proyek tersebut akan dikerjakan oleh Prancis dan Amerika bersama-sama. Tak lama kemudian Bartholdi telah menyelesaikan desain sebuah patung beraliran neoklasik dari dewa kemerdekaan/kebebasan Romawi, Patung Liberty. Tapi karena situasi politik yang memanas di Prancis pada waktu itu membuat pengerjaannya baru bisa dimulai pada tahun 1870-an.

Sang pematung baru saja memulai pengerjaan bagian kepala dan lengan pemegang obor ketika - pada tanggal 3 Maret 1877 - Presiden Amerika Serikat Ulysses S. Grant akhirnya menandatangani resolusi bersama yang mengotorrisasi sang presiden untuk menerima patung tersebut manakala dia dipersembahkan oleh Prancis. Resolusi tersebut menyebutkan pula bahwa Prancis akan menyediakan patungnya sementara Amerika podium tempat berdirinya. Lokasi penyimpanan patung tersebut ditentukan di Bedloe's Island (nantinya menjadi Liberty Island) di luar Manhattan, New York.

Setelah mendapat konfirmasi dari Amerika, Bartholdi segera kembali ke Paris untuk menyelesaikan bagian kepala yang kemudian dipamerkan di Paris World Fair tahun berikutnya (1878). Pada tahun 1885 dia akhirnya dirakit dan dikirimkan ke New York. Sebuah upacara untuk menghormati penyambutannya digelar pada tanggal 28 Oktober 1886 dimana hasil kerja keras Bartholdi (serta Gustave Eiffel, perancang Menara Eiffel yang ikut membantunya) dipamerkan dalam sebuah parade yang ditonton oleh ratusan ribu orang Amerika.



Sumber :
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2163131/Bon-voyage-Unearthed-photos-Statue-Liberty-built-Paris-dedicated-American-people.html