Friday, January 16, 2015

Seorang Petani Miskin dan Anaknya yang Baru Diwisuda


Waktu: Tahun 2013
Tempat: Provinsi Nan, Thailand
Fotografer: Tidak diketahui

Tak penting kemanapun anda pergi atau di wilayah manapun anda hidup dan bernafas, anda akan selalu menemukan contoh ikatan erat orangtua dan anaknya yang berbagi cinta serta kasih sayang. Foto yang diambil di sebuah pedesaan di Thailand ini telah tersebar di jagat internet dan menghangatkan hati setiap netizen yang melihatnya. Meskipun tak banyak informasi yang tersedia tentangnya, tidak dibutuhkan seorang jenius untuk mengetahui seberapa dalam kekuatan emosional yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan keterangan pengantar dari Reddit dan sebuah forum Thailand, foto ini diambil tak lama setelah upacara wisuda seorang putra petani miskin dari suku Hmong yang terkenal sebagai bangsa terbelakang di Provinsi Nan, Thailand Utara. Saat ayah dan anak tersebut (yang tak diketahui namanya) berpose bersama, perbedaan "strata" antara keduanya terlihat begitu menjomplang, tapi sekaligus juga luar biasa menyentuh. Si anak, yang terlihat bangga, tanpa sungkan-sungkan berfoto bersama dengan ayah tercintanya - yang lusuh dan ekspresi kerasnya kehidupan kentara terlihat di wajahnya. Si ayah sendiri tampak sungkan karena kemungkinan takut membuat anaknya malu bila berfoto bersama dia yang hanya seorang petani miskin. Sang ayah telah kehilangan istri terkasihnya saat melahirkan anak semata wayang mereka, dan dia menghabiskan setiap hari dalam kehidupannya yang keras dan tanpa ampun untuk bekerja sekuat tenaga demi bisa membiayai anaknya mengecap pendidikan yang layak - termasuk menjual semua miliknya yang berharga. Dia telah memberikan segalanya hanya demi satu tujuan: agar anak tercintanya tidak mengalami kehidupan seperti dirinya, dan agar dia bisa berbuat lebih untuk sesamanya.

Sang anak sendiri lulus dengan nilai yang memuaskan dari Universitas Ratchpatr di Chiang Rai (Thailand Utara). Di hari kelulusannya, dia mengatakan bahwa ayahnya adalah kebanggaan terbesarnya dalam hidup. Sekarang, dengan berbekal pendidikan tinggi yang telah diraihnya, giliran dia untuk membalas jasa ayahnya yang telah memberikan segalanya untuknya.


Sumber :
http://www.viralnova.com/farmers-son-graduates/




Thursday, January 15, 2015

Eksekusi di Saigon oleh Kepala Polisi Vietnam Selatan


Waktu: Kamis, 1 Februari 1968
Tempat: Saigon, Vietnam Selatan
Fotografer: Eddie Adams dari Associated Press

Setelah Jenderal Nguyễn Ngọc Loan (Kepala Kepolisian Vietnam Selatan) mengangkat pistolnya dan menembak anggota Vietkong Nguyễn Văn Lém di kepala dengan kepala dingin, dia berjalan ke arah para wartawan dan berkata: "Orang-orang ini telah banyak membunuh rakyat kami, dan saya pikir Budha akan memaafkan tindakan saya." Peristiwa yang tidak terduga tersebut terekam oleh kamera NBC TV dan fotografer AP Eddie Adams, yang langsung menyebarkannya ke seluruh dunia dan menjadi simbol dari kebrutalan Perang Vietnam. Foto hasil jepretan Adams ini terutama menggetarkan karena diambil tepat pada saat malaikat pencabut nyawa beraksi melalui peluru yang menembus kepala si korban, dan ekspresi kesakitan terakhir dari Lém kentara sekali tergambar dari mukanya. Bila dilihat lebih jelas lagi, kita bisa mengetahui bahwa peluru menembus tengkoraknya dan tak lama kemudian darah menyembur dari lubang yang terdapat di kepalanya.

Fotografer AP Eddie Adams pernah menulis bahwa “foto adalah senjata yang paling kuat di dunia," dan perkataan ini dengan tepat sekali direpresentasikan melalui gambar eksekusi Saigon yang dibuatnya sendiri. Foto perwira polisi Vietnam yang menembak tawanannya yang terikat di kepala dalam jarak dekat ini tidak hanya membuatnya mendapatkan Pulitzer Prize di tahun 1969, tapi juga telah "meloncat" lebih jauh menjadi salah satu pendorong utama gerakan anti perang yang merebak di Amerika Serikat pada akhir tahun 1960-an. Padahal kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah sehitam-putih seperti yang terlihat. Apa yang tidak diungkapkan oleh foto hasil jepretan Adams tersebut adalah bahwa orang yang menjadi korban (Nguyễn Văn Lém) merupakan kapten dari "Pasukan Pembalas" Vietkong yang sebelumnya telah mengeksekusi selusin warga sipil pada hari yang sama (termasuk beberapa anggota keluarga sang jenderal polisi). Yang kemudian terjadi adalah, sang penarik pelatuk lah (Nguyễn Ngọc Loan) yang mengemuka ke permukaan sebagai penjahatnya!

Sumber Vietnam Selatan mengatakan bahwa Lém menjadi komandan dari sebuah grup pembunuh Vietkong yang di hari itu menargetkan para perwira Polisi Nasional Vietnam Selatan beserta keluarganya. Sumber yang sama mengklaim bahwa Lém juga ditangkap di sebuah lokasi kuburan massal yang berisi 12 orang - dengan tujuh diantaranya merupakan anggota keluarga perwira polisi. Fotografer Adams membenarkan keterangan dari sumber resmi Vietnam Selatan tersebut meskipun dia sendiri tidak hadir pada saat penangkapan Lém tapi hanya pada saat pengeksekusiannya oleh Loan. Setelah ditangkap, Lém dihadapkan pada sang pimpinan polisi, yang kemudian menginterogasinya sebentar sebelum menembaknya menggunakan pistol Smith & Wesson kaliber 38.
Adams mengatakan bahwa dia sangat bersimpati pada sang algojo polisi dan mengharapkan bahwa, kalaulah waktu bisa diulang kembali, dia tak akan pernah mempublikasikan foto tersebut. Memang dari sejak foto jepretan Adams menyebar, Loan menjadi "penjahat kemanusiaan" di mata masyarakat Barat, dan kehidupannya begitu terganggu sehingga dia kemudian dipaksa untuk menutup warung pizza yang dikelolanya di pengasingan di Amerika. Mengenai hal ini, Adams berkata: "Sang jenderal telah membunuh Vietkong dengan pistolnya, sementara aku telah membunuh sang jenderal dengan kameraku."


Sumber :
http://rarehistoricalphotos.com/saigon-execution-murder-vietcong-saigon-1968/