Saturday, January 23, 2016

Tragedi Kematian Omayra Sanchez


Waktu: November 1985
Tempat: Armero, Kolumbia
Fotografer: Frank Fournier

Berikut ini adalah sebuah kisah tragis tentang kematian seorang gadis belia yang menjadi korban dari bencana gempa dahsyat yang melanda wilayah Armero, Kolumbia, pada tanggal 13 November 1985.

Omayra Sanchez adalah seorang gadis cilik berusia 13 tahun yang tinggal di Armero, sebuah kota kecil di Kolumbia yang berpenduduk sekitar 31.000 orang. Sebelumnya kota tersebut bernama San Lorenzo, tapi kemudian dirubah oleh Presiden Rafael Reyes menjadi Armero pada tahun 1930 untuk mengenang José León Armero yang merupakan pahlawan kemerdekaan Kolumbia.

Pada tanggal 13 November 1985, warga kota Armero yang kecil dan tenang dikejutkan oleh letusan gunung berapi Nevado Del Ruiz. Letusan tersebut menghasilkan guncangan hebat yang meluluhlantakkan ribuan bangunan di Armero, dan masih ditambah lagi dengan muntahan lahar panas yang mengalir ke kaki gunung, membakar habis wilayah yang tertimpa oleh aliran panasnya - termasuk kota Armero.

Malam hari saat bencana terjadi, Omayra yang tinggal bersama dengan keluarganya terbangun oleh guncangan dahsyat, dan melalui siaran radio mereka mendengar bahwa lahar panas sedang mengalir menuju ke tempat mereka. Ditengah proses evakuasi menuju ke gunung terdekat, nenek Omayra terjatuh kedalam lubang saluran air. Omayra pun berhenti untuk menolongnya. Malang bagi gadis ini, setelah berhasil mengeluarkan neneknya, kakinya malah terjepit reruntuhan bangunan sehingga tidak dapat bergerak keluar.

Tim penolong yang datang tidak berhasil menariknya keluar, sementara saat itu air mulai mengalir deras dari lubang saluran air. Beberapa puing reruntuhan yang tergeser oleh air makin menghimpit Omayra. Keluarga dan beberapa penduduk lainnya hanya bisa menemani sang gadis kecil sambil menunggu datangnya tim penolong yang akan membawa peralatan yang lebih lengkap.

Tiga hari menunggu, tapi tim penolong tidak kunjung datang. Air kini telah bergerak hingga sebatas leher Omayra, dan selama itu pula - baik siang dan malam - orang-orang disekitarnya berusaha untuk menguatkannya dengan menghiburnya, mengajaknya bernyanyi, dan membantunya mengatasi ketakutannya.

Pada hari ketiga, dengan kondisi masih terjepit reruntuhan dan dalam rendaman air setinggi leher, Omayra mulai berhalusinasi. Ia berkata bahwa ia terlambat untuk berangkat ke sekolah. Tidak berapa lama kemudian ia meminta orang-orang disekitarnya untuk meninggalkannya agar ia dapat berisitirahat. Tak lama setelahnya sang gadis malang meninggal akibat gangren pada luka-lukanya dan juga hipotermia akibat terendam air selama berhari-hari.

Kru televisi yang datang untuk meliput gempa Armero juga menyiarkan liputan mengenai keadaan Omayra ke seluruh dunia. Foto yang anda saksikan diambil beberapa jam sebelum dia meninggal, dan dipublikasikan tak lama setelahnya. Reporter Cristina Echandia menyebutkan bahwa untuk seorang anak seusianya, Omayra cukup tabah dalam menghadapi keadaannya, dan bahkan hingga saat ajal menjemputnya.

Tim penolong datang terlambat akibat adanya serangan dari gerilyawan sayap kiri M-19 ke istana Mahkamah Agung Kolumbia yang berlangsung pada tanggal 6 November 1985 yang berakibat disanderanya 300 orang praktisi hukum terkemuka negara tersebut. Hal ini membuat pemerintah Kolumbia terlambat dalam mengirimkan balabantuan ke Armero karena memprioritaskan pada upaya pembebasan para sandera.

Hanya sepertiga penduduk Armero yang selamat, sementara sekitar 23.000 orang kehilangan nyawanya oleh bencana gempa bumi tersebut. Kota Armero kemudian ditutup untuk selamanya oleh pemerintah Kolumbia, sementara warga yang selamat diungsikan ke kota-kota lainnya. Armero kini hanyalah tinggal kenangan, hilang bersama dengan tragedi kematian Omayra serta ribuan orang lainnya.

Video berikut memperlihatkan rekaman saat Omayra masih hidup dan dalam keadaan terendam air hingga hampir mencapai mulutnya. Anda dapat menyaksikan ia mengucapkan salam bagi ibunya, dan meminta agar turut mendoakannya. Jutaan pemirsa diseluruh dunia menitikkan air mata menyaksikan rekaman video ini.




Sumber :
http://www.astrodigi.com/2009/11/tragedi-kematian-omayra-sanchez.html

No comments:

Post a Comment